Dalam berhubungan dengan orang lain, setiap orang tidak terhindar dari
kritik. Oleh karena itu perlu ada pemahaman mengenai kritik.
1. Alasan-alasan positif dari mengkritik:
a. Sebagai tanda
kasih dan tanggung jawab. Kadang-kadang kita perlu mengoreksi orang lain agar
kita dapat lebih berhasil hidup bersama dengan orang itu. Namun perlu disadari
bahwa kritik hendaknya diberikan dengan cara yang penuh kasih.
b. Perhatian yang
jujur kepada orang lain. Memperbaiki kegagalan orang lain nampaknya sudah
membudaya. Kita memiliki keinginan yang dalam untuk memperbaiki diri sendiri
dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang kita lihat di sekitar kita. Hendaknya
dipahami bahwa secara alamiah orang ingin memperbaiki yang salah dan jarang
yang dengan sengaja berniat jahat ketika ia mengkritik kita.
c. Rasa tanggung
jawab. Banyak orang yang bertanggung jawab secara terlalu serius, dan kalau
mereka berada pada posisi sebagai penguasa, mereka akan membentuk setiap orang
sesuai yang mereka kehendaki. Pimpinan yang baik tahu bagaimana caranya agar
orang melakukan apa yang ia inginkan tanpa menggunakan kritik yang pedas dan
keras. Seorang pemimpin secara otomatis berada dalam posisi memberi nasihat,
saran, dan memperbaiki hal yang dilakukan secara tidak produktif. Pemimpin yang
menerima perannya dengan sukacita mengontrol komentar-komentar kritiknya, dan
lebih senang memberi inspirasi daripada kritik, adalah benar-benar pemimpin.
Kalau kita dikritik, ingatlah bahwa orang yang mengkritik itu sendiri bahwa
kritik mencerminkan tanggung jawabnya.
2. Alasan-alasan negatif dari mengkritik:
a. Kurang harga
diri. Kritik sering lahir karena kurangnya harga diri.
Menjatuhkan seseorang melalui kritik merupakan suatu cara yang membuat si
pengkritik merasa dirinya berharga.
b. Tangis meminta
pertolongan. Orang yang menderita
sering mempertahankan diri dengan melempar kesalahan. Hendaklah kita cukup
bijaksana dapat mengenal bahwa penderitaan seseorang itu sering dinyatakan
dengan mengkritik orang lain. Apabila orang mengkritik Anda dengan keras, marah
dan suara melengking, dengarkanlah baik-baik. Mungkin sebenarnya mereka
membutuhkan pertolongan atau bantuan.
c. Kecocokan yang
melebihi batas. Orang yang mengkritik sering menghendaki
orang lain menyesuaikan diri dengan cara hidupnya sehingga frustrasi orang
berkurang dan hidupnya akan berjalan lebih lancar. Hendaknya dipahami bahwa
hidup diperkaya kalau kita belajar menghargai kelebihan dan minat orang lain
dan bukannya memaksa mereka untuk berpikir dan bertindak sama seperti kita.
d. Membela diri. Masalah terbesar yang dihadapi oleh banyak orang adalah kegagalan
untuk bertanggung jawab atas masalah-masalah pribadinya. Mereka menumpahkan
kesalahan pada orang lain sebenarnya berusaha melindungi diri dari rasa
bersalah.
3. Memperbaiki orang tanpa melukai perasaannya
Kalau kita mengkritik dengan menunjukkan kesalahan
dan hal yang memalukan, kita juga hendaknya menunjukkan hal yang positif.
Setiap orang membutuhkan harga diri. Menyerang seseorang berarti menghancurkan
harga diri, menolong seseorang berarti harga diri.
Thomas a Kempis berkata, “Jangan marah kalau orang lain tidak dapat berbuat sebagaimana yang
Anda inginkan, karena Anda pun tidak dapat membuat diri Anda sendiri menjadi
sebagaimana yang sebenarnya Anda inginkan.” Kalau kita benar-benar ingin
orang lain mengubah dirinya, pujian lebih diperlukan daripada kritik.
4. Mengkritik diri sendiri
Kritik berbahaya, sama seperti pisau bedah di
tangan orang gila. Pisau bedah itu di tangan seorang ahli dapat digunakan untuk
membuang jaringan yang rusak tanpa menanggung sel yang baik. Jarang sekali
seorang ahli bedah melakukan operasi terhadap dirinya sendiri. Kritik terhadap
diri sendiri harus sama jarangnya seperti operasi diri sendiri.
Ubahlah diri Anda dengan pujian, hadiah, dan
pemberian semangat. Lebih dari itu semua, ubahlah diri Anda dengan menyadari
bahwa kita didorong bukan karena hukuman atau penilaian dari Tuhan, tetapi
karena kasih dan anugerah Tuhan.
5. Menerima Kritik
Kita tidak dapat mencegah orang lain memberikan
kritik, karena itu kita perlu belajar menerima kritik, bagaimana menghadapi
kritik yang dilontarkan oleh siapa saja, kapan saja dan dengan alasan apa saja
dalam hidup kita.
Sebagian orang saat menerima kritik bereaksi
dengan cara menarik diri ke dalam kesunyian batin dan terluka hatinya. Sebagian
lainnya, marah-marah dan mencoba mempertahankan diri. Reaksi yang ‘diam-diam
sana’ kadangkala mengakibatkan perasaan luka di hati yang serius. Reaksi dengan
‘kata-kata’ berakhir dengan perang mulut. Reaksi-reaksi ini cenderung
mengganggu hubungan yang ada.
Berikut ini beberapa saran yang dapat membantu Anda membantu menghadapi
kritik yang dilontarkan orang lain.
a. Periksa kemarahan Anda. Bila kritik seseorang membuat Anda sangat
marah, coba redakan sejenak kemarahan itu dan pikirkan. Kalau kritikan itu dapat
dibenarkan dan diungkapkan dalam kasih, mengapa Anda harus marah? Kalau kritik
itu terasa tidak adil dan pahit, mengapa Anda harus marah?
Hanya sedikit orang yang berani menghadapi
kesulitan dalam usaha memahami kelemahannya sendiri sampai suatu saat ia berada
dalam masalah yang sangat serius hingga terasa tak ada jalan keluarnya.
Bersyukurlah jika masih ada orang yang mengkritik Anda (tidak peduli apakah
kritik mereka dapat dibenarkan atau tidak), yang meminta Anda memperhatikan
kelemahan Anda. Berterimakasihlah kepada orang yang mengkritik Anda dan
mulailah berusaha memperbaiki kelemahan-kelemahan Anda.
b. Bereaksilah dengan tidak tergesa-gesa. Pada saat seseorang menyerang
Anda dengan kritiknya, lebih baik Anda melindungi diri dengan pengendalian
diri, daripada menyerang balik. Reaksi yang seketika sering tidak tepat.
c. Bereaksilah dengan lembut. Ketika seseorang mengkritik Anda, jangan
membalasny dengan kemarahan melainkan dengan kelembutan. Mungkin Anda akan
mampu menenangkan pengkritik yang sedang marah-marah.
d. Pertegas tujuan Anda. Sebagian orang berusaha keras ke segala arah.
Mereka menemukan diri mereka di tengah lautan luas tanpa penunjuk arah. Mereka
ibarat perahu motor dengan bahan bakar cukup tetapi tidak tahu tempat yang
dituju.
Pada saat Anda dikritik, jawablah dengan
mempertegas tujuan, cita-cita, dan aspirasi Anda. Biarkan kritk-kritik yang
dilontarkan kepada Anda memperbaharui tujuan And dalam kehidupan ini.
e. Kasihilah orang yang mengkritik Anda. Bila kita memiliki kepedulian
pada orang lain, kita akan mampu mendengarkan keluh-kesah mereka dan kita pun
mampu memaklumi kemarahan mereka. Jangan biarkan para pengkritik Anda membentuk
diri Anda menjadi seorang pengkritik yang sama seperti mereka. Sebaiknya,
biarkan kata-kata tajam yang mereka lontarkan mendorong Anda untuk memberi
jawaban yang penuh kasih.
f. Sadarilah Anda
dapat melakukan kesalahan. Siapapun tidak terbebas dari berbuat kesalahan.
Mereka yang merasa sulit mengakui kesalahan cenderung mengembangkan mekanisme
pertahanan diri yang kuat secara bawah sadar, karenanya sangat goyah dalam
menghadapi kritik. Salah satu indikator bahwa seseorang sehat emosinya adalah
mampu menerima dan memanfaatkan koreksi dari orang lain.
g. Bicaralah dengan menyenangkan. Bersikap menyenangkan akan mempermudah
kita menanggung kesulitan terhadap kritik, dan suatu respon yang menyenangkan
adalah cara terbaik untuk menghentikan kritik selanjutnya.
h. Buatlah kritik sebagai pendorong. Kritik dapat membuat Anda sedih atau
senang. Kritik dapat menjatuhkan Anda tetapi juga dapat mendorong Anda untuk
lebih maju.
i. Bicaralah pada
Tuhan. Tuhan menginginkan supaya Anda jujur dan terbuka pada-Nya tentang
masalah-masalah yang Anda hadapi. Membawakan kemarahan Anda di hadapan Tuhan
melalui doa berarti menghindarkan diri dari menyerang orang lain dan ini
merupakan hal yang sangat membangun.
Kendari, 17
Oktober 1995
Drs. Bernard Taaha, M.Si.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar