Manusia Jatuh di dalam Dosa (Kejadian 3:1-24)
Manusia
adalah mahluk yang mulia yang diciptakan sebagai gambar Allah. Manusia
diberikan mandat dan otoritas untuk beranak cucu dan sebagai wakil Allah di
dunia. Pada waktu diciptakan, manusia suci dan tanpa dosa. Menurut Agustinus
kondisi Adam dan Hawa adalah mampu berdosa dan mampu untuk tidak berdosa. Manusia yang adalah ciptaan yang mulia, karena diciptakan
sebagai gambar dan rupa Allah, pada akhirnya adalah manusia yang jatuh dalam
dosa. Iblis bekerja melalui ular untuk
mencobai manusia agar tidak mentaati perintah Tuhan.
Inilah tragedi
terbesar
yang terjadi dalam sejarah manusia,
kejatuhan manusia ke dalam dosa. Kejatuhan manusia disebabkan oleh karena
ketidakpercayaan dan ketidaktaatan manusia kepada firman Allah yang diwujudkan
dengan makan buah dari pohon pengetahuan baik dan jahat yang dilarang oleh
Allah.
Apa
pengertian ‘bahwa Allah melarang manusia memakan buah pengetahuan tentang yang
baik dan yang jahat (Kej 2:16-17)”?
Larangan ini bukanlah berarti berkaitan dengan upaya manusia untuk
manusia untuk belajar dan sains. Bukan
juga karena Allah punya motivasi yang licik dan tidak ingin tersaingi. Tetapi,
batasan itu diberikan karena Allah mengasihi manusia. Istilah “pengetahuan’
dalam bahasa Ibrani juga mencakup kemampuan untuk melakukan. Karena itu ‘pohon pengetahuan tentang yang
baik dan yang jahat’ merupakan “lambang
dari kemahatahuan dan kemahakuasaan, lambang dari kemampuan untuk melakukan dan
untuk mengetahui segala sesuatu, termasuk yang benar dan yang salah”. Menurut W.M. Clark, ungkapan ini mengacu
kepada penyelenggaraan otonomi moral yang mutlak, sebuah hak istimewa yang
dikenakan Alkitab kepada Allah saja”. Dengan kata lain, pohon itu melambangkan
kemampuan untuk menjadi allah.
Larangan makan buah dari
pohon itu bukanlah larangan yang sewenang-wenang
dari pihak Tuhan Allah. Larangan ini
bermakna, karena memperlihatkan bahwa manusia bukanlah allah. Dia adalah makhluk ciptaan, yang seperti
Allah tetapi bukan Allah. Manusia dapat
hidup hanya dalam ketergantungan dengan Allah.
Bukan dengan meraih posisi sentral.
Bukan dengan memutlakkan dirinya.
Manusia tidak dapat dari dirinya sendiri. Manusia hidup dari anugerah Allah. Tidak usah dia menjamin posisinya sendiri.
Tawaran / pencobaan Iblis adalah manusia dapat menjadi seperti
Allah, tetapi setelah manusia
melaksanakan tawaran / kehendak Iblis itu, mereka tidak menjadi seperti Allah
tetapi justru di hukum oleh Allah karena pelanggaran (dosa) yang dilaksanakan
(Kejadian 3:11-12 ).
Langkah - langkah jatuhnya
Adam dan Hawa.
- Mendengar
dan menanggapi
fitnah yang ditujukan kepada Allah (Kejadian 3:1; Kejadian 2:16).
- Lebih percaya kepada perkataan Iblis dari pada perkataan Allah (Kejadian 3:4;
Kejadian 2:16).
- Melanggar hal yang dilarang Tuhan dan mengikuti tawaran Iblis (Kejadian 3:
4-6).
Dosa Hawa dan Adam (manusia pertama) ini dilakukan atas dasar
kemauan sendiri yang bersumber keinginan daging (Galatia 5:16-21;Roma 8:13)
untuk tidak taat kepada kehendak Tuhan dan mau mengikuti tawaran Iblis. jadi
sumber dosa manusia adalah keinginan daging mereka terhadap tawaran sistem
dunia (Markus 4:19;8:36; Lukas 9:25; 1 Korintus 2:14) yang berarti
ketidaktaatan dan ketidak percayaan manusia kepada Tuhan, yang berarti
melanggar (memberontak) kepada Tuhan. Dosa adalah salah satu gejala
yang paling umum dan sekaligus paling menyedihkan dalam hidup manusia. Dosa
adalah bagian dari pengalaman umum semua manusia.
Beberapa pandangan tentang
Dosa.
1. Dosa adalah keterbatasan intelektual
manusia.
Menurut
Spinoza, dosa hanyalah suatu kekurangan, keterbatasan yang disadari manusia,
hanya karena semata-mata berkenaan dengan ketidakcukupan pengetahuan manusia
yang gagal melihat segala sesuatu sub
specie aeternaitatis, yaitu dalam kesatuan dengan essensi kekal dan tak
terbatas dari Allah. Jika seandainya
pengetahuan manusia cukup, sehingga ia melihat segala sesuatu dalam
Allah, maka dosa akan menjadi sesuatu yang tidak ada baginya.
2. Dosa adalah sisa sifat kebinatangan,
karena evolusi yang tidak sempurna.
Pandangan
ini dikemukakan oleh kaum evolusionis. Menurut mereka dosa disebabkan oleh
ketidaksempurnaan manusia (karena manusia terus berevolusi) sehingga manusia
tetap memiliki sifat-sifat kebinatangan. Pada masa yang akan datang, manusia
diharapkan semakin lama akan semakin baik dan meninggalkan sifat-sifat
kebinatangan mereka.
3. Dosa
adalah kebutuhan akan kesadaran Allah, berkaitan dengan natur inderawi manusia.
Pandangan
ini dikemukakan oleh
Schleiermacher. Menurutnya kesadaran
manusia tentang dosa tergantung pada kesadarannya akan Tuhan. Ketika perasaan
adanya Tuhan bangkit dalam diri manusia, segera ia sadar adanya pertentangan
dalam naturnya yang lebih rendah, dan hal ini oleh manusia dianggap sebagai
dosa. Jadi menurut Schleiermacher, Allah bukanlah
penyebab dari dosa, namun hanyalah karena manusia merasa bersalah, dengan
menganggap ketidaksempurnaan sebagai dosa.
Apa itu Dosa ? (Definisi dan Istilah-istilah untuk Dosa)
1. DALAM PERJANJIAN LAMA.
a. chatta’th, “missing the mark”, tidak mengena pada sasaran. Artinya segala dosa
dan tindakan tercela lainnya merupakan melesetnya sasaran hidup yang
Allah inginkan dari anak-anakNya. Kej20:9; Kel 10:16; Hak 20:16; Amsal 19:2.
b. ‘abhar, “crossing over”; going beyond a limit that has been set”.
c. syaga, “erring through ignorance” (Im 4:12)
d. ta’ah, “to err or wander about”
e. pesya, “to revolt or rebel” (Ams 28:13)
f. awon, “to bend or twist, to act wrongly” (1 Raja 17:18)
2. DALAM PERJANJIAN BARU
a. Hamartia, “missing of a target or a road” (Mat 1:21)
b. Parabasis, “trespass” (Rm 4:15)
c. Asebeia, “ungodliness, impiety” (Tit 2:12)
d. Adikia, “unrighteous conduct” (1 Kor 6:8)
e. Anomia, “lawless deed” (1 Yoh 3:4)
f. Apeitheia, “rebellion, disobedience”
g. Paraptoma, “to fall away”
Berkhof mengatakan, “Dosa adalah suatu kejahatan moral. Sebagian
besar dari istilah yang dipakai Alkitab untuk dosa menyatakan sifat moralnya.”
KESIMPULAN (Definisi
Dosa)
1. Dosa pada dasarnya adalah sikap pribadi yang tidak percaya, tidak taat kepada Allah sehingga mengakibatkan tidak tercapainya atau meleset dari standar Allah yang mutlak (bdk. Roma 14:23; Yoh 16:9; Ibr 3:12). Sin is the choice of self, rather than God’s glory, as the supreme end of one’s human existence (A.H. Strong).
2. Dosa adalah pemberontakan terhadap Sang Pencipta serta penyangkalan terhadap struktur ciptaanNya. Pemberontakan dan penyangkalan tersebut bisa terjadi melalui perkataan, perbuatan atau pikiran. Sin is simply the failure to let God be God.
3. Dosa adalah kegagalan, dari pelanggaran terhadap hukum dan kehendak Allah, baik dalam perbuatan maupun pikiran kita. Sin is any failure to confirm to the moral law of God in act, attitude or nature.
Sumber (Asal Mula) Dosa
Jika Allah telah mencipta manusia, laki-laki dan
perempuan, mengapa kemudian mereka berdosa? Mengapa semua menuju kematian? Kok
bisa kematian dan dosa menjadi menjadi bagian dari ciptaan Allah? Berdasarkan
kitab Kejadian, Allah melihat hasil ciptaan-Nya dan menyatakan, semuanya amat
baik (Kej.1:36). Tentunya termasuk manusianya: Adam dan Hawa. Bahkan secara
khusus manusia dicipta dalam gambar Allah (Kej.1:27). Dengan demikian jelas
bahwa keadaan manusia kini yang diperbudak oleh dosa dan menuju kematian
bukanlah suatu kondisi awal ciptaan Allah yang amat baik itu.
Persoalan mengenai asal mula
dosa, telah diangggap sebagai salah satu
masalah yang paling sulit baik dalam filsafat maupun teologi. Dari mana dosa
berasal? Bagaimana dosa dapat masuk
dalam dunia? Dalam sejarah teologi maupun filsafat ada beberapa teori yang
terkenal tentang asal usul dosa atau kejahatan. Pandangan mengenai sumber (asal
mula) dosa ini sangat penting karena akan mempengaruhi pandangan kita tentang jalan keluar bagi masalah dosa tersebut.
a. Teori
Kejahatan dan Kebaikan sifatnya Kekal
Teori
ini mengasumsikan adanya dua kekuatan yang saling berimbang di alam semesta (ultimate
dualism), yaitu kekuatan kebaikan dan kekuatan kejahatan. Dalam tubuh
manusia, roh manusia mewakili kekuattan (prinsip) kebaikan, sedangkan tubuh
mewakili prinsip kekal kejahatan.
b. Teori
Animal Nature
Pandangan ini berpendapat bahwa dosa merupakan natur yang ada
dalam diri manusia sebagai warisan dari nenek moyang binatang. Sehingga para
pendukungnya optimis bahwa proses evolusi akan membawa umat manusia menuju ke
arah yang benar.
c. Teori
Anxiety of Finiteness
Menurut Reinhold Niebuhr dosa timbul karena adanya ketegangan
antara keterbatasan dan kebebasan dalam diri manusia (anxiety of finiteness).
Sehingga yang jadi jalan keluar hanyalah perbaiakan perilaku dan bukan
pertobatan yang sungguh-sungguh.
d. Teori
Economic Struggle.
Pandangan dari Teologi Pembebasan, bahwa dosa muncul karena
tekanan ekonomi (mereka melihat, bukan berdasarkan Kejadian 1-3, tetapi dari
Keluaran 1-3). Mereka menolak dosa sebagai suatu hal yang pribadi, tetapi ini
merupakan suatu bagian menyeluruh dari suatu sistem / struktur masyarakat. Sehingga jalan keluar mengatasinya, adalah
dengan mengurangi tekanan/penindasan, dan pemerataan kepemilikan dan kekuasaan.
Mereka menolak penginjilan secara pribadi.
e. Teori
Individualism and Competitiveness
Karena
dosa (persaingan individualistis) “dipelajari” melalui pendidikan dan situasi
sosial maka penyelesaiannya haruslah dengan cara yang sama.
Lalu bagaimana asal-usul dosa menurut Alkitab ?
Harus
diakui bahwa Alkitab tidak menjelaskan secara detail mengenai asal usul dosa
masuk dalam dunia. Namun ada beberapa
data Alkitab yang sangat penting untuk kita ingat baik-baik.
1. Allah
tidak boleh dianggap sebagai penyebab dosa atau bertanggung jawab atas
terjadinya dosa itu. Ayub
34:10; Yesaya 6:3; Ulangan 32:4; Mzm 5:4; Mzm 92:16; Ulangan 25:16; Zak 8:17; Yak 1:13; I Yoh 5
2. Dosa
berasal dari dunia Malaikat
Indikasi kuat berasal dari dunia Malaikat, Yoh.8:44; 1Yoh.3:8; 1Tim.3:6;
Yud.6
Alkitab mengajarkan kepada kita
bahwa dalam usaha untuk melacak asal mula dosa, kita harus kembali lagi pada
peristiwa kejatuhan manusia yang disebut dalam Kej 3 dan yang kedua kepada
sesuatu yang terjadi dalam dunia malaikat.
Kapan Allah mencipta
malaikat? Sebelum Allah menciptakan
manusia, Allah telah menciptakan bala
tentara malaikat. Menurut Agustinus pada waktu
Allah menciptakan terang. (Kej.1:3-5). Ide ini didasarkan pada Ayub 38:7[1]. Walaupun dalam kitab Kejadian tidak disebutkan penciptaan Malaikat,
tetapi dalam Kolose 1:16 tertulis di dalam Kristus, Allah menciptakan baik yang
kelihatan maupun yang tidak kelihatan, dan yang ada di sorga maupun yang ada di
bumi. Pada zaman bapak-bapak gereja
Yes.14:12-17 ditafsirkan sebagai pemberontakan Setan (Lusifer), oleh LAI
diterjemahkan dengan Bintang Timur. Walaupun perikop itu mengacu kepada kejatuhan
Babylon, tetapi kejatuhan Babel itu dilihat sebagai miniatur kejatuhan Setan.[2]
Waktu kejatuhan tidak
disebutkan secara pasti. Mengenai
penyebab kejatuhan mereka, dalam Surat Yudas 6 disebutkan karena “mereka tidak taat dengan melanggar
batas-batas kekuasaan mereka dan meninggalkan tempat kediaman mereka”. Menurut Berkhof, para malaikat yang jatuh
dalam dosa, mereka tidak puas dengan apa yang telah menjadi bagian mereka,
dengan pemerintahan dan kuasa yang diberikan kepada mereka.
Dosa dalam sejarah umat manusia
Berkenaan
dengan asal mula dosa dalam sejarah manusia, Alkitab mengajarkan bahwa dosa itu
dimulai dengan pelanggaran Adam di Firdaus. Si penggoda datang dari dunia roh
dengan membujuk manusia untuk menjadi seperti Allah. Manusia kalah dalam hal
ini dan melakukan dosa yang pertama dengan cara makan buah yang dilarang itu.
Hakekat dosa Adam
Menurut Louis Berkhof, dosa Adam telah mengungkapkan esensi sesungguhnya
dari dosa :
a. Adam menempatkan dirinya menentang Allah dengan menolak untuk meletakkan kehendaknya di bawah kehendak Allah, dan menolak Allah sebagai penentu jalan hidupnya.
b. Adam secara aktif mengambil dari tangan Allah wewenang menentukan masa depannya, dan menentukan sendiri masa depannya.
c. Adam telah melanggar perjanjian dan bertindak seolah memiliki hak-hak tertentu terhadap Allah
d. Adam kini memiliki pusat hidup yang baru yaitu dirinya sendiri.
e. “Ini menjelaskan keinginnya untuk menjadi seperti Allah dan meragukan kebaikan Tuhan yang memberikan perintah.”
Dampak Kejatuhan Adam pada
Keturunannya (Transmisi dosa)
Dalam Rom. 5:12 Paulus mengatakan bahwa oleh dosa satu orang maut dan
dosa masuk kedalam dunia. Berdasarkan konteksnya jelas yang dimaksud satu
orang itu adalah Adam. Melalui dialah dosa dan kematian menjalar kepada semua
orang.
Karena dosa Adam maka Allah mengutuk manusia Adam dan Hawa, Kej.
3:16-19. Hawa menjadi sulit melahirkan anak, dan Adam harus bekerja keras untuk
memperoleh makanan. dan keduanya akan mati, kembali kepada debu tanah. Bumi menjadi terkutuk dan semua
mahluk menderita seperti yang dikatakan Paulus dalam Rom. 8:2. Adam dan Hawa
juga menderita kehilangan hubungan dengan Allah dan menjadi terpisah dariNya.
Artinya rohani mereka lebih dulu mati sebelum fisik mereka.
Akan tetapi hukuman ini tidak hanya menyulitkan
Adam dan Hawa ini juga diderita oleh seluruh umat manusia. Dengan perkataan
lain hukuman yang dijatuhkan kepada Adam dan Hawa juga jatuh kepada semua
keturunannya, termasuk Anda dan saya! Selanjutnya kita bukan hanya mengalami
hukuman yang sama tetapi juga ambil bagian dalam status sebagai orang berdosa.
"Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh
penghukuman.”
Perikop Roma 5:12-19 mengungkapkan hubungan
konsekuensi dosa Adan kepada umat manusia, dan hubungan kematian Kristus
terhadap umat manusia. Dalam perikop ini, jelas Paulus menunjukkan bahwa Adam
merupakan representative dari
umatnya, yang mencakup seluruh umat manusia, dan bahwa Kristus merupakan representative dari umatNya. Paulus
membandingkan antara mereka yang ada di dalam Adam, dan kutuk sebagai
konsekuensi dari hubungan tersebut, dengan mereka yang ada di dalam Kristus,
dan segala berkat sebagai konsekuensi dari hubungan denganNya.
Manusia terbelah dalam dua kutub: dalam
Adam atau dalam Kristus. Jika kita di dalam Adam maka konsekuensinya kita
berdosa, rusak, dan mati. Jika kita di dalam Kristus, kita ditempatkan Allah
dalam kekekalan, dan kita dibawaNya kepada kebenaran, pembenaran dan kehidupan
kekal.
Charles Hodge mengatakan: "One thing is clear--Adam was the cause
of sin in a sense analogous to that in which Christ is the cause of
righteousness."
Kegagalan mengerti konteks ini akan membawa kita pada eksegese yang
ngawur. Contohnya, Pelagianisme
mengatakan bahwa kejatuhan Adam tidak memberi dampak langsung kepada umat
manusia selain memberi teladan yang buruk.
Pada ayat 12 Paulus mengatakan: "Sebab itu, sama seperti dosa telah
masuk ke dalam dunia..."
“Sebab itu” berkaitan secara lebih luas yakni dari
1:16-5:11. Setelah Paulus menjelaskan tentang doktrin pembenaran oleh iman,
pada 5:12-19 ia menunjukkan bagaimana Allah membenarkan melalui iman kepada
Kristus.
Dalam ayat 12-19, Paulus menunjukkan bagaimana
Allah membenarkan manusia, dan menekankan bahwa pembenaran itu melulu anugerah,
bukan karena perbuatan.
Jika kita bandingkan dengan 1 Kor 15:22 maka jelas
bahwa “satu orang” yang dimaksud
adalah Adam. Paulus sedang mengkontraskan antara “satu orang” yaitu Adam dan “satu
orang” yaitu Yesus Kristus.
Oleh satu orang dosa masuk ke dalam dunia. Adam menjadi
penyebab masuknya dosa ke dalam dunia dan bersama dengan dosa datang kematian.
Jadi kematian bukan bagian alamiah dari ciptaan Allah. Tetapi kematian ada
disebabkan dosa Adam. Kematian bukan hanya dialami oleh Adam tetapi “maut itu telah menjalar kepada semua orang,
karena semua orang telah berdosa.”
Apa yang Paulus maksud dengan "semua orang telah berbuat dosa", sehingga mereka mati? Apakah maksudnya karena dosa
tiap-tiap orang maka tiap-tiap orang mati atau Apakah kematian datang kepada
semua orang karena semua orang memiliki kesalahan dari dosa Adam? Secara
tata-bahasa keduanya mungkin. Akan tetapi konteksnya jelas memperlihatkan
maksud yang kedua, yakni kita
semua berdosa karena dosa Adam, maka kita semua mati. Hampir semua
penafsir setuju bahwa ayat 13-17 merupakan penjelasan untuk kalimat
"karena semua orang telah berbuat dosa."
Paulus merasa perlu untuk menjelaskan lebih jauh
maksud dari "karena semua orang
telah berbuat dosa" dan ini ia lakukan hingga ayat 18 di mana ia
kembali memulai kepada pokok yang telah ia mulai pada ayat 12.
a. Ayat 13-14, walaupun Hukum Taurat belum ada sejak Adam hingga Musa, semua orang juga mati, walaupun mereka tidak berdosa seperti dosa Adam.
b. Ayat 15, oleh pelanggaran Adam semua orang mati.
c. Ayat 16, mereka yang di dalam Adam memperoleh penghukuman, sedangkan mereka yang di dalam Kristus memperoleh pembenaran.
d. Ayat 17, maut berkuasa karena dosa Adam .
e. Ayat 18, dosa Adam menyebabkan penghukuman atas semua orang. Berdasarkan tehnik paralel yang Paulus gunakan itu berarti “semua orang” yang pertama mengacu kepada semua orang di dalam Adam, dan “semua orang” yang kedua mengacu kepada semua orang di dalam Kristus.
Dengan demikian jelas, dosa Adam telah berdampak
kepada semua orang. Menjadikan
semua orang berdosa dan memperoleh hukuman dan dikuasai maut.
Sifat
Dosa
1. Dosa adalah jenis kejahatan (evil) yang sangat spesifik.
Pada
dasarnya dosa bukanlah sesuatu yang pasif seperti kelemahan, suatu kesalahan,
atau suatu ketidaksempurnaan yang darinya kita tidak dapat dituntut untuk
bertanggung jawab, tetapi sesungguhnya merupakan suatu permusuhan yang aktif
terhadap Tuhan dan merupakan pelanggaran yang aktif terhadap segala hukumNya,
yang menyebabkan semua kesalahan. Dosa
bukanlah identik dengan bencana yang datang kepada manusia tanpa peringatan,
yang meracuni hidupnya, dan menghancurkan kebahagiaanya, tetapi suatu tindakan
kejahatan yang dengan sengaja telah dipilih oleh manusia. (Kej 3:1-6; Yes 48:8;
Rom 1:18-32; I Yoh 3:4).
2. Dosa tidak secara eksklusif tercakup dalam tindakan-tindakan dengan maksud jahat.
Dosa tidak hanya tercakup dalam tindakan (actus) dengan maksud jahat, tetapi juga
dalam kebiasaan (habitus) yang
berdosa dan dalam suatu keadaan (status)
yang berdosa dari jiwa manusia. Ketiga
hal ini saling terkait satu dengan yang lain.
3. Dosa memiliki sifat yang mutlak.
Dosa bukanlah
kebaikan dalam derajat yang lebih rendah, tetapi merupakan kejahatan yang
positif. Kebenaran ini jelas ditegaskan oleh Alkitab. Orang yang tidak mengasihi Allah disebut
sebagai orang jahat. Alkitab tidak
pernah menyebut adanya manusia dalam posisi yang netral. Jika seorang manusia dalam posisi tidak benar
dihadapan Allah, maka pastilah dia berada dalam posisi yang salah.
Akibat Dosa
Berkhof langsung membicarakan akibat dosa pada penghukuman dengan
mengemukakan 4 butir :
1. Kematian rohani
2. Penderitaan-penderitaan dalam hidup
3. Kematian jasmani
4. Kematian kekal
Millard J.Erickson membaginya dlm 3 kategori, yang
masing-masing kategori memiliki beberapa butir :
A. DALAM KAITANNYA DENGAN ALLAH
1. Allah membenci orang berdosa (Hos. 9:15; Yer. 12:8; Maz.5:5)
2. Manusia secara yuridis objektif bersalah di hadapan Allah
3. Penghukuman (misalnya : air bah dan Sodom & Gomorah)
4. Kematian (jasmani, rohani, kekal)
KEMATIAN
Ancaman
hukuman yang diberikan oleh Allah di Firdaus adalah ancaman hukuman mati. Mati yang di maksud di sini bukan hanya kematian tubuh, tetapi kematian
dari manusia secara keseluruhan, kematian dalam arti yang di maksud dalam
Alkitab. Alkitab tidaklah membedakan
antara kematian jasmani dan kematian rohani, sebagaimana kita biasa
membedakannya. Alkitab memiliki
pandangan yang sintesis tentang kematian dan menganggapnya sebagai keterpisahan
dengan Allah. Dalam Kej 2:16-17,
sebenarnya Allah menyatakan kepada kita ancaman hukuman, yaitu kematian dalam
arti yang sepenuhnya, memberitahukan kepada kita bahwa maut masuk ke dalam
dunia melalui dosa (Rom 5:12; 6:23).
Kematian tersebut mencakup :
a) Kematian
jasmani adalah
bagian dari hukuman terhadap dosa (Kej 3:19).
Kematian jasmani bukanlah sesuatu yang natural, bukan sesuatu yang
normal, melainkan sesuatu yang mengerikan, yang tidak normal dan merusak.
Kematian jasmani adalah pemisahan yang tidak natural antara jiwa manusia dari
tubuhnya.
b) Kematian
rohani menunjuk
kepada perpisahan atau putusnya hubungan antara Allah dan manusia, persekutuan
antara Allah dan manusia menjadi berhenti dan manusia tidak mampu lagi
menghadap atau menghampiri hadirat Allah. Atau dengan kata lain kematian de jure, secara hukum, di hadapan Allah
sudah mati. We are counted Guilty because
of Adam’s sin. (Baca Roma 5:12-21).
Kita hidup di bawah murka Allah yang mengerikan.
c) Kematian
kekal (eternal
death), yaitu perpisahan yang selama-lamanya dari Allah. Kematian kekal adalah pencampakan manusia
secara permanen dari hadirat Allah. Kematian kekal ini boleh dianggap titik
puncak kematian rohani, kematian dalam arti mengerikan. Dalam kematian inilah manusia mendapatkan
ganjaran dan siksaan yang setimpal dengan status dan perbuatannya.
B.
DALAM
DIRI ORANG BERDOSA
1. Manusia diperbudak dosa (Roma 6:17)
2. Ketidak-relaan menerima kenyataan
3. Berkelit (cari kambing hitam), ingat Adam mempersalahkan Hawa
4. Menyesatkan diri, Yer 17:9; Mat 7:3
5. Tidak sensitif, I Tim.4:2, Ro 1:21.
6. Self-Centeredness
7. Restlessness, tidak pernah mencapai kepuasan hidup
1. Segera
mengikuti dosa yang pertama, adalah kerusakan total dari natur manusia.
Setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa, gambar Allah padanya tidak hilang
tetapi rusak. Dalam pengertian struktual gambar Allah masih ada, yakni semua
karunia, kemampuan dan sumber dayanya tidak musnah oleh dosa. Akan tetapi
semuanya itu digunakan untuk perkara yang melawan Allah. Hal yang berubah
bukanlah struktur manusia, akan tetapi cara menggunakannya, fungsinya,
arahnya. We are not sinful because we sin,
but we sin because we are sinful.
Dosa manusia segera merambat pada
seluruh natur manusia, seluruh tubuh dan
jiwanya menjadi dicemari oleh dosa,
sehinggga hakekat manusia disebut berdosa.
(Man is wholly sinful by nature)
Manusia tidak akan mampu memperbaiki sendiri keadaan bejat (Rom 7:24),
karena pusat pemikiran dan kehendak manusia seluruhnya berdosa. Kerusakan
manusia jelas dikatakan oleh Alkitab, misalnya dalam Kej 6:5; Maz. 14:3; Rom
7:18.
Perlu di catat yang di maksud dengan “kerusakan total” bukan
berarti :
a. Orang
berdosa sama sekali tidak dapat berbuat baik kepada sesamanya (Mrk 10:21; Mat
7:11; Tit 1:15).
b. Semua
manusia telah menjadi jahat-sejahatnya.
c. Orang
berdosa sama sekali tidak mempunyai kesadaran akan keberadaan Allah (Rom 2:15)
Menurut
Erickson, kerusakan natur manusia mengakibatkan manusia : flight from reality, denial sin, self deceit, insensitivity, self
centeredness, restlessness.
2. Perhambaan
dari Kehendak (Bondage
of will)
Yaitu ketidakmampuan dari will (kehendak)
orang berdosa untuk memalingkan dirinya kepada Allah (berbalik kepada Allah).
Dengan kemampuannya sendiri seorang yang berdosa yang masih di luar Kristus
tidak memiliki kemampuan untuk membawa kehidupannya menjadi bersesuaian dengan
hukum Allah. Menurut Ibr 11:6, tanpa
iman manusia tidak mungkin berkenan kepada Allah.
Dalam pandangan Agustinus : (lih. R.C.
Sproul, Kaum Pilihan Allah (Malang:
SAAT, 1996)58-59.
a. Kondisi
Adam sebelum kejatuhan adalah posse non peccare (able not to
sin), di mana Adam memiliki kemampuan asali untuk tidak berdosa di dalam
kehendak pribadinya.
b. non
posse non peccare. Sesudah jatuh dalam dosa, manusia
kehilangan kemampuan asali. Manusia
menjadi atau berada dalam kondisi tidak dapat tidak berdosa. Dengan kata lain sinful naturenya akan senantiasa mengakibatkan adanya kecenderungan
(diperbudak) untuk melanggar hukum Allah.
c. posse
non peccare berarti kondisi manusia sesudah ditebus oleh
Kristus, di mana orang percaya memiliki kemampuan untuk melawan kuasa dosa.
d. Keadaan
manusia setelah dimuliakan, non posse peccare, di mana manusia
memiliki kemampuan untuk tidak berdosa, dan juga tidak mampu untuk berdosa.
C. DALAM KAITAN DENGAN SESAMA
1. Berkompetisi
2. Tidak mampu Empathi, tidak memperhatikan kepentingan orang lain, Fil 2:3-5
3. Menolak otoritas
4. Tidak mampu mengasihi
Selain merusak
hubungan dengan Allah, natur diri manusia, dosa juga merusak hubungan manusia
dengan sesamanya. Pembunuhan
pertama langsung terjadi (Kej. 4),
karena ke iri hatian. Selain itu karena manusia telah menjadi self-centered, self-seeking maka dalam
relasinya dengan sesama terjadi kompetisi yang tidak sehat. Manusia tidak mampu
untuk memperhatikan sesama (inability to
empathize and love). Manusia cenderung untuk mengeksploitasi sesamanya.
Kesimpulan tentang Akibat Dosa
Manusia
mengalami kerusakan total. Yang
menyangkut segala aspek kehidupan manusia.
Sebab makhluk
manusia yang segambar dengan Allah ini bukan jiwa belaka.
Persoalan
dosa tidak dapat diselesaikan menurut cara/usaha manusia, misalnya dengan
berbuat baik, amal, pantang dalam hal makanan, bertapa, berziarah dll.
Persoalan
dosa hanya dapat diselesaikan dengan cara Allah sendiri. Alkitab mengatakan
bahwa: “ .. dan tanpa penumpahan darah, tidak ada pengampunan (Ibr 9:22). Oleh
sebab itu Allah mengutus AnakNya yang Tunggal, Yesus Kristus datang ke dalam
dunia, mati di atas kayu salib, mencucurkan darahNya menjadi tebusan bagi dosa
manusia. Darah Kristus menyucikan kita
dari segala dosa kita (I Yoh 1:17).
Kristus telah menebus dosa-dosa kita (Efesus 1:7).
Dalam
imannya kepada Kristus, manusia kembali diterima oleh Allah, Sang Pencipta.
Manusia
tidak lagi “dibawah hukum” tetapi dibawah anugerah” (Roma 6:14).
Apa
yang Terjadi Bila Orang Kristen Berdosa ?
1. Secara
status dihadapan Allah, ia tetap / tidak berubah (Roma 8:1; 1 Kor 15:3)
2. Secara
hubungan pribadi dengan Tuhan, mengalami kerusakan (Efesus 4:30; Ibr 12:10)
Implikasi Doktrin Ini :
1. Ini harus menjadi dasar kita dalam memandang pemasalahan moral, mental dan spiritual manusia. Fakta ini menjelaskan, mengapa berbagai upaya yang dilakukan untuk meredam permasalahan mental, moral dan spiritual manusia tidak efektif. Mengapa? Karena mereka tidak melihat permasalahan manusia yang sesungguhnya yaitu DOSA. Dosa tak dapat direduksi menjadi kebodohan atau ketidak tahuan. Dosa adalah dosa, yang telah merusak manusia. Gereja harus menjadikan ini sebagai dasar dari kotbah, pengajaran dan bebagai aktifitasnya.
2. Doktrin ini sangat meneguhkan pengertian kita akan keselamatan oleh anugerah semata melalui iman, kelahiran kembali, penebusan dan bukan karena perbuatan.
3. Doktrin ini membuat kita semakin menyelami betapa besarnya kemurahan Allah.
Penutup
Jika
gereja-gereja Kristen mengabaikan, menghaluskan, atau membisu akan realita yang
mematikan dari dosa, berarti mereka telah memotong urat nadi penginjilan.
Karena kebenaran sederhana tentang dosa, Injil Anugerah menjadi tidak mengenai
sasaran, tidak berguna, dan akhirnya tidak menarik
Sumber: Alex Nanlohy