27 Agu 2014

KRITIK



        Dalam berhubungan dengan orang lain, setiap orang tidak terhindar dari kritik. Oleh karena itu perlu ada pemahaman mengenai kritik.

1.      Alasan-alasan positif dari mengkritik:

a.      Sebagai tanda kasih dan tanggung jawab. Kadang-kadang kita perlu mengoreksi orang lain agar kita dapat lebih berhasil hidup bersama dengan orang itu. Namun perlu disadari bahwa kritik hendaknya diberikan dengan cara yang penuh kasih.

b.  Perhatian yang jujur kepada orang lain. Memperbaiki kegagalan orang lain nampaknya sudah membudaya. Kita memiliki keinginan yang dalam untuk memperbaiki diri sendiri dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang kita lihat di sekitar kita. Hendaknya dipahami bahwa secara alamiah orang ingin memperbaiki yang salah dan jarang yang dengan sengaja berniat jahat ketika ia mengkritik kita.

c.   Rasa tanggung jawab. Banyak orang yang bertanggung jawab secara terlalu serius, dan kalau mereka berada pada posisi sebagai penguasa, mereka akan membentuk setiap orang sesuai yang mereka kehendaki. Pimpinan yang baik tahu bagaimana caranya agar orang melakukan apa yang ia inginkan tanpa menggunakan kritik yang pedas dan keras. Seorang pemimpin secara otomatis berada dalam posisi memberi nasihat, saran, dan memperbaiki hal yang dilakukan secara tidak produktif. Pemimpin yang menerima perannya dengan sukacita mengontrol komentar-komentar kritiknya, dan lebih senang memberi inspirasi daripada kritik, adalah benar-benar pemimpin. Kalau kita dikritik, ingatlah bahwa orang yang mengkritik itu sendiri bahwa kritik mencerminkan tanggung jawabnya.

2.      Alasan-alasan negatif dari mengkritik:

a.        Kurang harga diri. Kritik sering lahir karena kurangnya harga diri. Menjatuhkan seseorang melalui kritik merupakan suatu cara yang membuat si pengkritik merasa dirinya berharga.
b.      Tangis meminta pertolongan. Orang yang menderita sering mempertahankan diri dengan melempar kesalahan. Hendaklah kita cukup bijaksana dapat mengenal bahwa penderitaan seseorang itu sering dinyatakan dengan mengkritik orang lain. Apabila orang mengkritik Anda dengan keras, marah dan suara melengking, dengarkanlah baik-baik. Mungkin sebenarnya mereka membutuhkan pertolongan atau bantuan.
c.      Kecocokan yang melebihi batas.  Orang yang mengkritik sering menghendaki orang lain menyesuaikan diri dengan cara hidupnya sehingga frustrasi orang berkurang dan hidupnya akan berjalan lebih lancar. Hendaknya dipahami bahwa hidup diperkaya kalau kita belajar menghargai kelebihan dan minat orang lain dan bukannya memaksa mereka untuk berpikir dan bertindak sama seperti kita.
d.  Membela diri. Masalah terbesar yang dihadapi oleh banyak orang adalah kegagalan untuk bertanggung jawab atas masalah-masalah pribadinya. Mereka menumpahkan kesalahan pada orang lain sebenarnya berusaha melindungi diri dari rasa bersalah.

3.      Memperbaiki orang tanpa melukai perasaannya

Kalau kita mengkritik dengan menunjukkan kesalahan dan hal yang memalukan, kita juga hendaknya menunjukkan hal yang positif. Setiap orang membutuhkan harga diri. Menyerang seseorang berarti menghancurkan harga diri, menolong seseorang berarti harga diri.

Thomas a Kempis berkata, “Jangan marah kalau orang lain tidak dapat berbuat sebagaimana yang Anda inginkan, karena Anda pun tidak dapat membuat diri Anda sendiri menjadi sebagaimana yang sebenarnya Anda inginkan.” Kalau kita benar-benar ingin orang lain mengubah dirinya, pujian lebih diperlukan daripada kritik.

4.      Mengkritik diri sendiri

Kritik berbahaya, sama seperti pisau bedah di tangan orang gila. Pisau bedah itu di tangan seorang ahli dapat digunakan untuk membuang jaringan yang rusak tanpa menanggung sel yang baik. Jarang sekali seorang ahli bedah melakukan operasi terhadap dirinya sendiri. Kritik terhadap diri sendiri harus sama jarangnya seperti operasi diri sendiri.

Ubahlah diri Anda dengan pujian, hadiah, dan pemberian semangat. Lebih dari itu semua, ubahlah diri Anda dengan menyadari bahwa kita didorong bukan karena hukuman atau penilaian dari Tuhan, tetapi karena kasih dan anugerah Tuhan.

5.      Menerima Kritik

Kita tidak dapat mencegah orang lain memberikan kritik, karena itu kita perlu belajar menerima kritik, bagaimana menghadapi kritik yang dilontarkan oleh siapa saja, kapan saja dan dengan alasan apa saja dalam hidup kita.

Sebagian orang saat menerima kritik bereaksi dengan cara menarik diri ke dalam kesunyian batin dan terluka hatinya. Sebagian lainnya, marah-marah dan mencoba mempertahankan diri. Reaksi yang ‘diam-diam sana’ kadangkala mengakibatkan perasaan luka di hati yang serius. Reaksi dengan ‘kata-kata’ berakhir dengan perang mulut. Reaksi-reaksi ini cenderung mengganggu hubungan yang ada.

Berikut ini beberapa saran yang dapat membantu Anda membantu menghadapi kritik yang dilontarkan orang lain.
a.   Periksa kemarahan Anda. Bila kritik seseorang membuat Anda sangat marah, coba redakan sejenak kemarahan itu dan pikirkan. Kalau kritikan itu dapat dibenarkan dan diungkapkan dalam kasih, mengapa Anda harus marah? Kalau kritik itu terasa tidak adil dan pahit, mengapa Anda harus marah?

Hanya sedikit orang yang berani menghadapi kesulitan dalam usaha memahami kelemahannya sendiri sampai suatu saat ia berada dalam masalah yang sangat serius hingga terasa tak ada jalan keluarnya. Bersyukurlah jika masih ada orang yang mengkritik Anda (tidak peduli apakah kritik mereka dapat dibenarkan atau tidak), yang meminta Anda memperhatikan kelemahan Anda. Berterimakasihlah kepada orang yang mengkritik Anda dan mulailah berusaha memperbaiki kelemahan-kelemahan Anda.

b. Bereaksilah dengan tidak tergesa-gesa. Pada saat seseorang menyerang Anda dengan kritiknya, lebih baik Anda melindungi diri dengan pengendalian diri, daripada menyerang balik. Reaksi yang seketika sering tidak tepat.

c.   Bereaksilah dengan lembut. Ketika seseorang mengkritik Anda, jangan membalasny dengan kemarahan melainkan dengan kelembutan. Mungkin Anda akan mampu menenangkan pengkritik yang sedang marah-marah.

d. Pertegas tujuan Anda. Sebagian orang berusaha keras ke segala arah. Mereka menemukan diri mereka di tengah lautan luas tanpa penunjuk arah. Mereka ibarat perahu motor dengan bahan bakar cukup tetapi tidak tahu tempat yang dituju.

Pada saat Anda dikritik, jawablah dengan mempertegas tujuan, cita-cita, dan aspirasi Anda. Biarkan kritk-kritik yang dilontarkan kepada Anda memperbaharui tujuan And dalam kehidupan ini.

e.  Kasihilah orang yang mengkritik Anda. Bila kita memiliki kepedulian pada orang lain, kita akan mampu mendengarkan keluh-kesah mereka dan kita pun mampu memaklumi kemarahan mereka. Jangan biarkan para pengkritik Anda membentuk diri Anda menjadi seorang pengkritik yang sama seperti mereka. Sebaiknya, biarkan kata-kata tajam yang mereka lontarkan mendorong Anda untuk memberi jawaban yang penuh kasih.

f.   Sadarilah Anda dapat melakukan kesalahan. Siapapun tidak terbebas dari berbuat kesalahan. Mereka yang merasa sulit mengakui kesalahan cenderung mengembangkan mekanisme pertahanan diri yang kuat secara bawah sadar, karenanya sangat goyah dalam menghadapi kritik. Salah satu indikator bahwa seseorang sehat emosinya adalah mampu menerima dan memanfaatkan koreksi dari orang lain.

g.   Bicaralah dengan menyenangkan. Bersikap menyenangkan akan mempermudah kita menanggung kesulitan terhadap kritik, dan suatu respon yang menyenangkan adalah cara terbaik untuk menghentikan kritik selanjutnya.

h.  Buatlah kritik sebagai pendorong. Kritik dapat membuat Anda sedih atau senang. Kritik dapat menjatuhkan Anda tetapi juga dapat mendorong Anda untuk lebih maju.

i.     Bicaralah pada Tuhan. Tuhan menginginkan supaya Anda jujur dan terbuka pada-Nya tentang masalah-masalah yang Anda hadapi. Membawakan kemarahan Anda di hadapan Tuhan melalui doa berarti menghindarkan diri dari menyerang orang lain dan ini merupakan hal yang sangat membangun.

Kendari, 17 Oktober 1995


Drs. Bernard Taaha, M.Si.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar